TRIBUN ARU NEWS

BERSATU MEMBANGUN ARU DENGAN HATI NURANI “TERDEPAN DALAM BERITA DARI ARU”

Senin, 30 April 2012

Aksi Demontrasi Massa di Kantor Bupati Kepulauan Aru

Djabumona Minta jangan Rugikan banyak orang
Pucuk pemerintahan di Kabupaten Kepulauan Aru terus didera asalah.nampaknya seperti ada gerakan balas dendam Kini Plt Bupati Umar Djabumona.S.sos pun mulai digoyang. Kamis 26 April kemarin massa melakukan aksi demontrasi yang dipusatkan di Kantor Bupati Kepulauan Aru.Teryata ancaman menurunkan massa sebanyak 2.500 orang oleh Gerakan Rakyat Aru Bersatu  dalam aksi demonstrasi menggoyang posisi Plt Bupati Kepulauan Aru, Umar Djabumona, tidak terbukti. Kamis kemarin itu, jumlah massa tidak lebih dari 200 orang. Pantauan Tribun Aru News, mereka sebelum menuju Kantor Bupati berkumpul di Dusun Marbali dan menggunakan kenderaan Roda dua dan empat tiba di Kantor Bupati sekitar pukul 12.00 WIT.Aksi massa dikawal ketat aparat kepolisian setempat.
Semula pagar Kantor Bupati  Kabupaten Kepulauan Aru yang ditutup rapat akhirnya dibongkar dan mereka masuk dengan leluasa tanpa dicegat Satpol PP maupun Polisi. Massa kemudian masuk di pelataran kantor bupati dan melakukan orasi secara bergantian. Sebagian diantara mereka menenteng spanduk dan poster yangbertuliskan hujatan dan kecaman terhadap PLT,Bupati Kepulauan Aru Umar Djabumona,S.Sos.
Setelah melakukan orasi kurang lebih dua jam, Wakapolres Kepulauan Aru, Kompol. Sudartomo, SIk didampingi Kasat Intel Polres Aru, Briptu. Jhon Werluka melakukan negosiasi dengan Plt Bupati Aru. Hasil mediasi, Plt Bupati Aru bersedia untuk menerima pengunjuk rasa namun hanya beberapa perwakilan, itupun non wartawan dan PNS. Namun hal ini ditolak oleh pendemo. Mereka tetap ngotot dan berorasi seraya meminta agar Plt keluar ruangan dan menemui mereka di pelataran kantor bupati untuk mendengar secara langsung aspirasi yang disampaikan
Kepala Kesbanglinmas Kabupaten Kepulauan Aru, Hendrik Ngutra, S.Sos mengatakan Plt Bupati Aru tidak bisa menerima pendemo karena tidak ada pemberitahuan secara resmi. Selain itu, pendemo yang tergabung dalam Aksi Masyarakat Aru bersatu tidak terdaftar di Kesbanglinmas Kabupaten Kepulauan Aru sehingga dinilai mereka adalah organisasi yang tidak jelas.
“Mereka yang demo ini kan tergabung dalam Aliansi Masyarakat Aru Bersatu. Ormas ini belum terdaftar di Kesbanglinmas. Kita telah menyurati mereka, namun tetap tidak dihindakan. Karena itu pak Plt Bupati telah bersedia menerima mereka tapi hanya perwakilan.
Namun pendemo tetap saja ngotot,” kata Kepala Kesbanglinmas Kepulauan Aru.Karena menunggu sekitar dua jam lebih, massa yang telah terbakar emosi kemudian mensasi kantor bupati Kepulauan Aru dengan kain putih, daun janur kelapa, piring putih berisikan daun sirih, tembakau jawa, pinang dan air putih. Masa juga mendirikan tenda berukuran 6x6 di pelataran kantor bupati.
“Kantor Bupati terpaksa kami sasi adat karena Pelaksana Tugas Bupati Kepulauan Aru,Bung Umar Djabumona tidak menerima kami untuk Menyampaikan aspirasi,”teriak Moksen Sinamur salah satu orator.
Sinamur yang juga sekretaris DPD KNPI Kabupaten Kepulauan Aru ini mengatakan sasi akan dilepas jika Plt Bupati Kepulauan Aru memenuhi tuntutan pendemo serta meminta agar Gubernur Maluku,Karel Albert Ralahalu turun ke Aru.
Sementara itu, aksi Aliansi ini sempat mendapat cibiran dan tantangan. Ketua Bidang Seni dan Budaya DPD KNPI Kepulauan Aru, Desmon Pardjer kepada Tribun, mengatakan demontrasi yang dimotori KNPI Kepulauan Aru tidak sah dan keluar dari mekanisme organisasi yang dipimpin Legent Apanat itu. “Saya melihat demo itu sangat tendensius. Kenapa? Karena ada beberapa orator yang turun dengan atribut KNPI dan menggunakan nama organisasi. Padahal, tidak ada kesepakatan di DPD KNPI Kepulauan Aru terkait demontrasi.
Karena itu, selaku kader sekaligus Pengurus DPD KNPI Kepulauan Aru kami menilai ini sebuah skenario pribadi antara Ketua dan Sekretrais DPD KNPI Kepulauan Aru untuk meronrong pemerintahan di bawah kendali pak Umar Djabumona,'' kata dia. 
Dengan demikian pihaknya menegaskan, demo dengan menggunakan atribut KNPI sama sekali tidak dibenarkan. Terkait dengan Kantor Bupati yang di sasi secara adat, menurut Pardjer itu juga perlu dipertanyakan, apalagi pelaku yang mensasi tidak menggunakan pakaian adat namun,namun hanya dengan baju kaos oblong seperti  orang yang mau pergi kepasar.“Adat orang Aru bukan seperti begitu. Kalau misalnya mau disasi sebuah Gedung atau lahan, harus ada tokoh adat dengan menggunakan busana adat. Itupun dilihat dulu masalahnya apa.Kalau berhubungan dengan Pemerintahan jangan dikaitkan dengan adat, Ini yang disalahtafsirkan.
Adat jangan dibawa-bawa untuk dijadikan komuditas politik kelompok tertentu,” Kata Pardjer. Pantauan Tribun Aru News hingga pukul 06.00 WIT,sasi dikantor Bupati belum juga dibuka.
Tentang aksi demonstrasi ini, Pelaksana Tugas Bupati Kepulauan Aru, Umar Djabumona, Sos, juga sempat angkat bicara. “Saya dipaksa untuk keluar menemui mereka (pendemo) tapi saya tolak karena organisasi mereka tidak terdaftar di kesbanglinmas.Saya kemudian mencari solusi dengan hanya mau menerima perwakilan dari para pendemo itu, tapi mereka tidak mau,”ungkap Plt Bupati ini saatdihubungi.Menurut Djabumona, hingga saat ini pemerintahan di Kepulauan Aru tetap berjalan normal. Kalau ada pihak-pihak yang menyebarkan bahwa pemerintahan di Kepulauan Aru tidak berjalan itu tidak benar. Buktinyasepanjang hari ini seluruh pegawai tetap melakukan aktifitasnya seperti biasa.
Tentang sasi yang dilakukan, Djabumona menanggapinya dengan enteng. Menurutnya, Kantor Bupati adalah milik Pemerintah Daerah sehingga tidak bisa disasi. ''Biarkan para pegawai ini bekerja dengan baik untuk melayani masyarakat. Jangan sampai aksi ini diplotisir sehingga nantinya bisa merugikan orang banyak. 
Saya tetap dan selalu melakukan koordinasi dengan aparat keamanan supaya tetap menjaga adik-adik kita ini jangan sampai melakukan tindakan anarkis karena itu tidak baik,”ungkapnya.
Masih menurut Djabumona, dirinya baru saja dihubungi para tua-tua adat di Kepulauan Aru untuk membantu mencabut sasi yang telah dilakukan oleh sekelompokmasaini. Pemuka adat ini telah menjamin bahwa kondisi keamanan di Aru tetap aman dan aktifitas perkantoran besok tetap berjalan seperti biasa. “Sekali lagi saya katakan kami di Kepualuan Aru hingga kini tetap aman-aman saja. Semua aktifitas masyarakat maupun perkantoran berjalan normal,” kata Djabumona. (***)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar